SAROLANGUN EKSPRES – Bicara tentang minyak dan gas (Migas) tentu berkaitan erat dengan banyak orang. Betapa tidak, migas telah menjadi kebutuhan penting masyarakat saat ini. Termasuk juga bagi masyarakat provinsi Jambi.
Minyak dan gas merupakan salah satu sumber kekayaan alam Indonesia. Di Indonesia, Hulu migas dijalankan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Dapat dikatakan, Industri hulu migas telah membawa dampak positif bagi pembangunan di daerah.
Secara struktural SKK Migas merupakan Lembaga pemerintah yang berada dibawah pembinaaan, koordinasi dan pengawasan Kementerian Energi dan Sumber Daya Meneral (ESDM) Republik Indonesia.
Seperti diketahui, Jambi merupakan salah satu provinsi penghasil minyak dan gas. Saat ini ada nama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) seperti MontDOr Oil Tungkal Ltd, Sele Raya Merangin Dua (SRMD), KSO EP Samudera Energi (SE) BWP Meruap, Pertamia EP Jambi, Jindi South Jambi B Co, Ltd dan PetroChina Internasional Jabung Ltd.
Yang jadi pertanyaan, sejauh mana kontribusi industri migas tersebut terhadap Pembangunan Provinsi Jambi? Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis membagi dua dampak yang dirasakan atas kehadiran industri hulu migas di provinsi Jambi.
Pertama, Dampak Langsung.
Dampak langsung atas kehadiran industri migas yakni hadirnya pendapatan negara berapa Dana Bagi Hasil (DBH) dan pajak serta retribusi bagi daerah.
Pendapatan negara yang bersumber dari sektor migas tersebut meliputi Pajak Penghasilan (PPh), penerimaan negara bukan pajak (PNBP), serta PNBP lainnya dari kegiatan hulu migas. Sejauh ini, dampak DBH sudah dirasakan dalam pembangunan insprastruktur di Jambi yang merupakan salah satu daerah penghasil migas.
Kedua, Dampak Tidak Langsung
Dak tak kalah pentingnya, kehadiran industri hulu migas juga membawa dampak tidak langsung bagi suatu daerah. Beberapa dampak tidak langsung yakni penyerapan tenaga kerja lokal, program pengembangan masyarakat (PPM), fasilitas penunjang operasi migas yang dapat digunakan warga, pasokan gas dan kelistrikan daerah.
Bahkan sebuah media nasional pernah merilis tiga dampak kehadiran Industri hulu migas yakni meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah, menyerap tenaga kerja lokal serta memberikan banyak program pemberdayaan masyarakat.
Untuk skala Kabupaten Sarolangun yang memiliki Sele Raya Merangin Dua (SRMD) dan KSO EP Samudera Energi BWP Meruap, keberadaannya sudah dirasakan masyarakat Kabupaten Sarolangun, terlebih bagi masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.
SRMD yang hadir di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun sejauh ini telah menunjukkan kepeduliannya dalam bidang Pendidikan dengan menggelar seminar Perkembangan Teknologi dan Pengaruh Gadget terhadap anak beberapa waktu lalu.
Sedang BWP Meruap misalnya, berdasarkan catatan penulis, selain telah merekrut ratusan tenaga lokal, BWP Meruap juga meluncurkan program peduli masyarakat berupa bantuan sapi kurban setiap momentum idul Adha. Selain itu, BWP Meruap sering menjadi mitra untuk kegiatan sosial dan olahraga. Tak kalah pentingnya KSO EP Samudera Energi BWP Meruap juga peduli lingkungan dengan berperan aktif dalam kegiatan penghijauan.
Sementara untuk KKKS daerah lainnya, selain telah menyumbangkan DBH, kehadiran mereka juga menjadi pendorong hidupnya UMKM dan home industri yang berada di sekitar perusahaan. KKKS di daerah punya niat mulia agar kedepan pelaku UMKM lebih profesional.
Secara nasional industri hulu minyak dan gas bumi (migas), ingin mengelaborasi target pertumbuhan ekonomi dengan migas. Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, penerimaan negara hingga 30 Juni 2024 mencapai 7,6 miliar dolar AS atau setara Rp 114 triliun. Hingga akhir tahun nanti, SKK Migas memproyeksikan penerimaan negara sebesar 13,6 miliar dolar AS atau setara Rp 220 triliun.
Tidak hanya pendapatan negara, peran penting hulu migas juga terlihat dari sisi investasi yang menghadirkan multiplier effect (efek pengganda).
Secara tegas penulis dapat simpulkan, bahwa keberadaan Industri hulu migas khususnya di Provinsi Jambi telah menjadi salah satu lumbung pendapatan provinsi Jambi dalam bentuk Dana Bagi Hasil (DBH). Sementara secara emosional, keberadaan hulu migas juga dirasakan oleh masyarakat di lingkungan Perusahaan dengan meluncurkan Program Pengembangan Masyarakat .(se1/sarolangun ekspres.com)