Mahasiswa Kecewa Dengan Aparat Kepolisian, Rio Rafika : Sebagian Dari Kami Terkena Pukulan

SAROLANGUN EKSPRES – Koordinator Lapangan, Rio Rafika Wata mengaku jika aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga Barang Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan Mahasiwa Stai Ma’arif Kabupaten Sarolangun mendapat perlakuan represif dari pihak kepolisian.

Hal tersebut dianggap sebagai upaya penjegalan untuk menggagalkan aksi mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat, terkait dampak kenaikan harga BBM bagi Masyarakat Kabupaten Sarolangun.

BACA JUGA : Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM di Sarolangun Ricuh

“Tadi kami minta untuk diterima masuk ke ruang paripurna. Sementara kami dipukul mundur, kemudian kami berdiplomasi lagi dan kami minta dengan opsinya DPRD, DPRD hanya boleh di halaman paripurna. Cuman kami tidak diizinkan juga sehingga mahasiswa memaksa masuk kemudian mahasiswa dipukul mundur oleh aparat hingga sampai sekarang,” ungkap Korlap Aksi, Rio Rafika Wata usai menggelar aksi di halaman Gedung DPRD Kabupaten Sarolangun, Kamis, (15/09/22).

BACA JUGA : Beredar Isu Eksekutif Laporkan Pihak Legeslatif Sarolangun ke KPK Terkait Pembahasan APBD 2023

Selain mendapat tindakan represif, Rio mengatakan jika beberapa dari pihaknya juga terkena pukulan akibat pengamanan dari pihak kepolisian.

Menurut aktivis jalanan itu, hal tersebut memicu kekecewaan mahasiswa saat massa aksi dipaksa mundur dari barisan.

“Kita ini kan mahasiswa biasa mewakili rakyat biasa. Seharusnya kan dak macam itu yang dilakukan bapak kepolisian yang seenak-enaknya melakukan tindakan refresif itu,” ujarnya.