10) CV APK sebesar Rp79.470.164,24;
11) CV PC sebesar Rp54.390.640,17;
12) CV TJ sebesar Rp5.516.382,94;
13) CV Ksh sebesar Rp37.974.116,43;
14) CV PL sebesar Rp10.726.772,43; dan
15) CV PR sebesar Rp15.929.813,06.
Memproses potensi kelebihan pembayaran atas empat paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh para rekanan sebesar Rp1.458.665.667,76 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan memperhitungkan pada pembayaran berikutnya, dengan rincian sebagai berikut:
1) PT LBJ sebesar Rp1.221.022.132,35;
2) PT HCP sebesar Rp127.354.364,84 (Rp120.946.697,84 + Rp6.407.667,00); dan
3) PT TCM sebesar Rp110.289.170,57
Selain ada juga temuan kelebihan pembayaran atas pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi lainnya sebesar Rp207.624.700,00.
Permasalahan tersebut disebabkan:
- Kepala Dinas PUPR selaku Pengguna Anggaran kurang optimal melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan;
- Kepala Bidang Sumber Daya Air selaku PPK kurang cermat dalam mengendalikan pelaksanaan kontrak; dan c. PPTK kurang cermat dalam mengendalikan dan melaporkan perkembangan pelaksanaan teknis kegiatan dan menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.
BPK merekomendasikan Bupati Sarolangun agar memerintahkan Kepala Dinas PUPR untuk:
- Memproses kelebihan pembayaran sebesar Rp207.624.700,00 yang dilaksanakan oleh 20 P3A sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan menyetorkan ke kas daerah;
- Meningkatkan pengawasan pelaksanaan anggaran pada SKPD yang dipimpinnya.(aji)