Waspada! Ini Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Indonesia

Karena itu, Agung mengatakan kenaikan harga minyak mentah dunia turut mempengaruhi APBN. yang mana beban subsidi, khususnya BBM dan LPG juga meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN 2022.

Selain itu, kenaikan ICP juga memberikan dampak terhadap subsidi dan kompensasi listrik, mengingat masih terdapat penggunaan BBM dalam pembangkit listrik. Setiap kenaikan ICP sebesar US$ 1 per barel berdampak pada tambahan subsidi dan kompensasi listrik sebesar Rp 295 miliar.

Tidak hanya di sektor energi, konflik kedua negara tadi juga dapat berdampak ke sektor komoditas yang lain. Analis menilai konflik ini akan berdampak negatif terhadap rantai pasokan komoditas lunak seperti jagung, gandum, barley dan lain-lain. Selain itu, juga terhadap rantai pasokan komoditas logam seperti tembaga dan nikel.

“Kami percaya gangguan dalam rantai pasokan komoditas lunak kemungkinan akan mendongkrak harga pangan,” ujar Natalia Sutanto, analis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset yang dirilis, Kamis (24/2/2022).

Perlu diperhatikan bahwa Rusia adalah pengekspor gandum utama dunia. Dikombinasikan dengan Ukraina, kedua negara ini menyumbang sekitar 29% dari pasar ekspor gandum dunia.

“Meskipun musim panen beberapa bulan lagi, konflik berkepanjangan akan menciptakan kekurangan komoditas lunak dan harga yang lebih tinggi. Harga gandum dan jagung sudah melonjak,” ujarnya.

Danareksa mencatat, gandum berjangka telah melonjak 12% sejak awal tahun 2022, sementara jagung berjangka juga melonjak 14,5% sejak awal 2022.

“Namun, ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina mungkin mengganggu rantai pasokan pangan global. Fluktuasi harga komoditas mungkin menimbulkan risiko penurunan pada margin perusahaan consumer dan memperpanjang pemulihan kinerja keuangan,” pungkasnya.(CNBC Indonesia)

Tank militer Rusia yang berhasil dihancurkan oleh pasukan Ukraina menggunakan rudal anti-tank Javelin di dekat kota Hluchiv. Foto : Twitter